Tungku Smelter di Morowali Meledak, Ini Reaksi ESDM

Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral turut buka suara perihal insiden meledaknya tungku smelter di PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel atau PT ITSS pada Minggu (24/12/2023).

Direktur Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM, Sunindyo Suryo Herdadi menyampaikan keprihatinannya atas insiden kecelakaan kerja yang terjadi di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah tersebut.

“Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, KESDM turut prihatin atas insiden meledaknya tungku smelter di PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (PT. ITSS) di kabupaten Morowali,” ungkap Nindyo kepada CNBC Indonesia, Senin (25/12/2023).

Meski demikian, ia menegaskan bahwa perusahaan atas nama PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel sejatinya merupakan Izin Usaha Industri (IUI). Dimana, aturan keselamatan kerja dan pengawasannya berada di bawah kewenangan Kementerian Perindustrian.

“Sehingga bukan wewenang KESDM sesuai dengan undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020,” katanya.

Situasi terkini PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) usai tungku no.41 meledak Minggu pagi (24/12/2023). Doc PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP)

Sebagai informasi, tungku smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) di Morowali mengalami ledakan pada Minggu (24/12/2023). Kecelakaan ini menyebabkan kebakaran hebat dan menewaskan 13 pekerja.

Manajemen PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) telah membentuk tim penanganan dampak kecelakaan kerja di lokasi pabrik. Hingga pukul 16.15 WITA, diketahui situasi di lokasi kejadian sudah terkendali.

Dedy Kurniawan, Media Relations Head PT IMIP, mengonfirmasi jumlah korban meninggal sebanyak 13 orang, terdiri atas 9 (sembilan) pekerja Indonesia dan 4 (empat) pekerja asal China. Sementara itu, sebanyak 46 korban terluka umumnya disebabkan karena terkena uap panas.

Sebanyak 29 korban luka telah dirujuk ke RSUD Morowali, 12 orang sedang dilakukan observasi oleh Klinik IMIP, dan 5 (lima) orang rawat jalan.

“Manajemen PT IMIP telah menanggung seluruh biaya perawatan dan perawatan korban pasca kecelakaan, serta santunan bagi keluarga korban. Kami juga telah menyerahkan 1 (satu) jenazah korban kepada keluarga korban,” ujarnya, dalam keterangan tertulis, Minggu (24/12/2023).

Insiden tragis ini bermula ketika tungku smelter No. 41 yang terbakar, awalnya masih ditutup untuk operasi pemeliharaan. Saat tungku tersebut sedang tidak beroperasi dan dalam proses perbaikan, terdapat sisa slag atau terak dalam tungku yang keluar, lalu bersentuhan dengan barang-barang yang mudah terbakar di lokasi. Dinding tungku lalu runtuh dan sisa terak besi mengalir keluar sehingga menyebabkan kebakaran.

Akibatnya, pekerja yang berada di lokasi mengalami luka-luka hingga korban jiwa. Hasil identifikasi penyebab kecelakaan ini sekaligus menegaskan bahwa tidak ada tabung oksigen yang meledak seperti diinformasikan sebelumnya.

Dedy menyebut, saat ini tim PT IMIP tengah berkoordinasi dengan pihak terkait, antara lain safety tenant, satuan pengamanan objek vital nasional (PAM Obvitnas) Kawasan IMIP, Polda Sulawesi Tengah, Danrem Tadulako, dan jajaran pemerintah Kecamatan Bahodopi dan Kabupaten Morowali. https://tanyakanpada.com/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*