Perwira Pertamina Retail Salurkan Bantuan Donasi Kemanusiaan Untuk Palestina

Donasi diberikan langsung oleh Direktur Utama PT Pertamina Retail Iin Febrian kepada Faqih Syarafaddin selaku GM Penghimpun ZIS Dompet Dhuafa di Gedung Pertamax Grha Pertamina Lt. 11, Selasa (5/12/2023). (Foto: Ist)
Donasi diberikan langsung oleh Direktur Utama PT Pertamina Retail Iin Febrian kepada Faqih Syarafaddin selaku GM Penghimpun ZIS Dompet Dhuafa di Gedung Pertamax Grha Pertamina Lt. 11, Selasa (5/12/2023). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka – Dalam semangat kepedulian sosial dan kemanusiaan, Pertamina Retail menyalurkan bantuan donasi untuk mendukung masyarakat di Palestina.

Kesempatan kali ini, Pertamina Retail menjalin kemitraan dengan Dompet Dhuafa, lembaga filantropi terkemuka di Indonesia, untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat Palestina yang sedang mengalami tantangan berat.

Bantuan ini menjadi bagian dari upaya Pertamina Retail untuk berkontribusi dalam membantu meringankan penderitaan masyarakat Palestina yang terdampak konflik yang berkepanjangan. Terkumpul donasi hasil penggalangan dana dari perwira Pertamina Retail senilai Rp 50 Juta.

Secara simbolis bantuan donasi diberikan langsung oleh Direktur Utama PT Pertamina Retail Iin Febrian kepada Faqih Syarafaddin selaku GM Penghimpun ZIS Dompet Dhuafa di Gedung Pertamax Grha Pertamina Lt. 11 pada Selasa (5/12/2023).

“Kami merasa memiliki tanggung jawab untuk membantu sesama, terutama dalam situasi sulit seperti yang dialami oleh masyarakat Palestina. Kerja sama dengan Dompet Dhuafa memungkinkan kami untuk menyalurkan bantuan dengan lebih efektif dan pastikan bantuan kami sampai kepada yang membutuhkan,” ujar Direktur Utama Pertamina Retail Iin Febrian dalam keterangan tertulis, Jumat (8/12/2023).

Dompet Dhuafa, sebagai mitra pelaksana, akan memastikan bahwa bantuan yang diterima akan dikelola dan didistribusikan dengan transparan, efektif, dan sesuai dengan prioritas kebutuhan masyarakat di Palestina.

“Kami sangat bersyukur atas kerjasama yang terjalin dengan Pertamina Retail dalam memberikan bantuan kemanusiaan untuk Palestina. Kolaborasi ini adalah langkah positif dalam mendukung masyarakat yang membutuhkan bantuan,” ujar Faqih.

Ketua Badan Dakwah Islam Pertamina Retail, Sony Setiawan mengajak seluruh pihak khususnya perwira Pertamina Retail, termasuk masyarakat umum, untuk ikut berpartisipasi dalam upaya ini dengan memberikan dukungan moral dan doa agar masyarakat Palestina segera mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

“Bantuan ini merupakan bagian dari upaya Pertamina Retail dalam mendukung program kemanusiaan. Kami mengajak seluruh pihak khususnya perwira PTPR agar berpartisiapasi dan dukungan moral untuk perjuangan masyarakat palestina,” tutup Sony

Pertamina Retail yakin bahwa kolaborasi dengan lembaga-lembaga seperti Dompet Dhuafa akan membuka pintu untuk lebih banyak kerjasama yang dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat di berbagai belahan dunia.https://merujaksore.com/wp-admin

Beras, Telur, Cabe Masih Melambung

Calon pembeli melihat beras yang dijual di salah satu toko di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Rabu (13/3/2024). (Foto: Antara Foto/M Risyal Hidayat/nz)
Calon pembeli melihat beras yang dijual di salah satu toko di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Rabu (13/3/2024). (Foto: Antara Foto/M Risyal Hidayat/nz)

RM.id  Rakyat Merdeka – Langkah Pemerintah menjinakkan harga bahan pokok masih belum berhasil. Sampai hari kelima Puasa, harga beras, telur, sampai cabe masih melambung.

Berdasarkan Panes Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), masih terjadi kenaikan di sejumlah kebutuhan pokok (bapok). Di antaranya beras medium, naik 0,07 persen menjadi Rp 14.300 per kg. Daging sapi naik 1,55 persen menjadi Rp 137.280 per kg, ayam naik 0,91 persen menjadi Rp 38.770 per kg, dan telor naik 1 persen menjadi Rp 32.770 per kg.

Kemudian, bawang merah naik 0,56 persen menjadi Rp 34.410 per kg, bawang putih naik 1,23 persen menjadi Rp 41.210 per kg. Cabe merah keriting juga melesat 3,14 persen menjadi Rp 66.210 per kg, cabe rawit merah juga naik 4,45 persen menjadi Rp 66.210 per kg. Minyak goreng kemasan sederhana naik 0,3 persen menjadi Rp 17.780 per liter, dan minyak goreng curah naik 1,34 persen menjadi Rp 15.930 per liter.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), Isy Karim mengatakan, kenaikan ini sudah sesuai prediksi. Mengingat terjadi kenaikan rata-rata permintaan hingga 27 persen.

“Artinya memang ada potensi demand tinggi yang menyebabkan harga terkerek naik,” ungkapnya saat dihubungi Rakyat Merdeka.

Selain itu, beberapa komoditas mengalami hambatan produksi akibat cuaca dan pergeseran musim. Seperti cabe dan beras.

Terkait daging ayam, dan telur, sebelumnya peternak berada dalam posisi sulit. Hal ini diakibatkan tingginya harga pakan: jagung, sementara permintaan cenderung belum meningkat. Sehingga menyebabkan sejumlah peternak melakukan afkir dini.

Hanya saja, Isy memprediksi, harga tersebut akan turun seiring produksi yang meningkat. Seperti beras, cabe, dan jagung pada bulan-bulan ini.

Isy menambahkan, sejumlah strategi terus dilakukan untuk menekan harga. Di antaranya dengan upaya efisiensi logistik pangan, tol laut, dan optimalisasi DMO terus Pemerintah lakukan.

Sementara, Kepala Bapanas, Arief Prasetyo optimisme, keamanan stok pangan selama Ramadan. Terlebih, Pemerintah telah menerapkan lima program kunci untuk stabilisasi pangan. Yakni, penderasan stok beras, Gerakan Pangan Murah, Fasilitasi Distribusi Pangan, percepatan penyaluran jagung, dan bantuan pangan beras gratis kepada jutaan keluarga penerima manfaat.

“Sebagai upaya untuk memastikan ketersediaan dan keterjangkauan bahan pangan,” kata Arief.

Anggota Komisi VI DPR, Nevi Zuairina mengkritisi, lonjakan harga sejumlah bapok sejak awal Ramadan. Kondisi ini tentu mencerminkan tekanan inflasi pada kebutuhan dasar masyarakat.

Kata dia, kenaikan tidak hanya terjadi pada beras, tetapi juga menyebar ke komoditas lain. Seperti bawang putih, bawang merah, cabe merah keriting, cabe rawit merah, telur ayam ras, gula konsumsi, dan minyak goreng kemasan.

“Ini sudah sangat tinggi harga-harga pangan kita. Jangan dibiarkan terus. Kasian rakyat yang terus mendapat dampak langsung situasi beras dan pangan lainnya yang mahal,” pinta Nevi.

Sedangkan, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menyebut, kenaikan ini sudah terjadi sebelum Ramadan. Kata Bhima, penyebabnya karena biaya produksi naik, ditambah permintaan musiman Ramadan. “Siklus musiman kan memang ada kecenderungan masyarakat impulsif belanja lebih banyak dari kebutuhan. Ini dorong harga naik,” urai Bhima.

Ia memprediksi, dalam waktu dekat belum ada tanda-tanda penurunan harga. Bahkan trennya, akan terus naik hingga pasca Lebaran. Termasuk beras yang katanya akan berangsur turun, nyatanya akan tetap tinggi. Pantauan Bhima, panen raya padi di sejumlah daerah terlambat.

Netizen ikut mengomentari soal masih mahalnya harga bahan pokok. “Mau nanya, harga beras kapan turun? Harus jawab ya, soalnya semua warga udah nungguin,” pinta @yyriim. “Kemarau bisa kena sanksi pidana penyebab naiknya harga beras, dll,” kelakar @prabutadulako71.

“Orang Amerika sedang memikirkan pergi ke Mars. Orang Indonesia sedang memikirkan harga beras,” sindir @RiusMau575013.https://merujaksore.com/wp-admin

Palsukan Kuitansi Dan Tanda Tangan, Kepala HUDEV UI Ditahan

Foto: Ist
Foto: Ist

RM.id  Rakyat Merdeka – Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Selatan menetapkan Kepala Human Development Universitas Indonesia (HUDEV UI) Mohammad Amar Khoerul Umam (MAK) sebagai tersangka dalam perkara dugaan korupsi Base Transceiver Station (BTS) 4G.

Perkara ini merupakan pelimpahan dari Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung (Kejagung).

Kepala Kejari (Kajari) Jakarta Selatan Syareif Sulaeman Nahdi mengungkapkan, MAK ditetapkan sebagai tersangka berdasarkan surat perintah penyidikan pada 19 Oktober 2023. Sejauh ini, pihaknya telah memeriksa tujuh orang saksi.

“Tersangka MAK pada November sampai dengan Desember tahun 2022 di Kantor HUDEV UI, di Wisma Makara Kampus UI dan Kantor BAKTI Kominfo, diduga dengan sengaja memalsukan kuitansi pembayaran dan bukti pendukung lainnya,” ujar Kajari Jakarta Selatan, Rabu (1/11/2023).

Kuitansi tersebut, imbuhnya, untuk pemeriksaan administrasi sebagai syarat pencairan dalam Pelaksanaan Kajian Teknis Pendukung Lastmile Project 2021 antara BAKTI Kominfo dengan HUDEV UI.

Sehingga HUDEV UI dapat menerima sejumlah uang dengan nilai kontrak senilai Rp 1.997.861.250 (Rp 1,9 miliar)

Selain itu, dalam persidangan sebelumnya juga terungkap, Amar memerintahkan pegawainya di bagian administrasi untuk memalsukan sejumlah tanda tangan.

Tanda tangan tersebut atas nama sejumlah ahli, terdiri dari para profesor dan doktor dalam proyek BTS 4G tersebut.

Penetapan tersangka ini berdasar Surat Penetapan Tersangka Kajari Jakarta Selatan Nomor: B-04/M.1.14/Fd.2/10/2023 tanggal 31 Oktober 2023 atas nama tersangka Mohammad Amar Khoerul Umam.

Penyidik kemudian menahan tersangka selama 20 hari ke depan, sejak 31 Oktober 2023 di Rumah Tahanan (Rutan) Salemba Cabang Kejari Jakarta Selatan.

“Tersangka dikenakan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah ditambah dan diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,” tutup Syarief Sulaeman.

Dengan ditahannya Amar Khoerul Umam, total sudah 15 tersangka dalam kasus korupsi BTS 4G Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) 2020-2022 ini.

Adapun enam orang di antaranya telah diajukan ke persidangan, termasuk mantan Menkominfo Johnny Gerard Plate, mantan Dirut BAKTI Anang Achmad Latif, dan mantan Tenaga Ahli HUDEV UI Yohan Suryanto.https://merujaksore.com/wp-admin

Prabowo Berbesar Hati Terima Olok-olok: Saya Kembalikan ke Yang Mahakuasa

Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto (tengah) menghadiri Konsolidasi Relawan Prabowo-Gibran Provinsi Riau, di Gelanggang Remaja Pekanbaru, Selasa (9/1). (Foto: Istimewa)
Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto (tengah) menghadiri Konsolidasi Relawan Prabowo-Gibran Provinsi Riau, di Gelanggang Remaja Pekanbaru, Selasa (9/1). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka – Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto, mengungkapkan, berkat ajaran para kiai yang selalu diingatnya, ia berbesar hati dalam menerima olok-olok yang ditujukan padanya belakangan ini.

Pernyataan tersebut disampaikan Prabowo saat menghadiri Konsolidasi Relawan Prabowo-Gibran Provinsi Riau, di Gelanggang Remaja Pekanbaru, Selasa (9/1). Ia mengatakan, apabila mendapat hinaan, akan menyerahkannya kepada Allah SWT.

“Saya mendapat ajaran-ajaran dari ustadz-ustadz, kiai-kiai, dan guru-guru saya, kalau engkau dihina, engkau diejek, engkau difitnah, kembali ke Yang Mahakuasa,” kata Prabowo. 

Di hadapan ribuan relawan, Prabowo mangaku tidak pernah meragukan masyarakat. Menurut dia, hati rakyat pasti bisa menilai dan merasakan siapa orang yang memiliki niat baik atau buruk. 

“Saya percaya yang benar itu benar, yang salah itu salah, yang jahat itu jahat. Saya terus di jalan yang benar, saya tidak ragu-ragu,” tegas dia. 

Prabowo kembali mengingatkan, tujuannya hanya ingin melihat rakyat Indonesia makmur. Ia mengaku rela mempersembahkan hidupnya untuk mencapai hal tersebut. 

“Jangankan jabatan, jangankan pangkat, jangankan harta, nyawa saya, saya persembahkan kepada rakyat Indonesia,” ujar dia. 

“Ya Tuhan, Ya Allah SWT, aku hanya minta satu. Sebelum kau panggil aku, aku ingin melihat rakyatku sejahtera hanya itu,” kata Prabowo.https://merujaksore.com/

Gaduh Jakarta kehilangan status ‘Ibu kota negara’ – Apa yang menjadi akar masalahnya?

Monas
Keterangan gambar,Pengunjung menonton atraksi video mapping di Monas, Jakarta pada 23 April 2023

Beberapa hari ini, warganet dihebohkan dengan pemberitaan Jakarta yang sudah kehilangan status ‘ibu kota negara’ sejak 15 Februari 2024 lalu – banyak yang berasumsi, masyarakat Indonesia sementara waktu ini sedang tak punya ibu kota, meskipun kenyataan lain mengatakan warga masih punya ibu negara.

Spekulasi liar lainnya, warga Jakarta secara umum pun sudah tidak bisa lagi menganggap diri mereka sebagai warga ibu kota… atau mungkin nanti mereka menyebut diri sebagai warga Heru Budi Hartono?

Mereka yang menjadi pesohor dan tinggal di Jakarta pun akan gusar dengan berita ini, karena tak bisa lagi mengklaim diri sebagai ‘artis ibu kota’.

jakarta ikn
Keterangan gambar,Sejumlah pengendara sepeda motor melintasi jalur pedestrian saat macet di Jalan Medan Merdeka Timur, Gambir, Jakarta, Rabu (7/2/2024).

Di tengah situasi genting ini mendorong canda dari warga Bekasi, Bogor, Tangerang sampai Cimahi untuk segera mendeklarasikan wilayah mereka sebagai ‘ibu kota darurat’.

Tapi balik lagi ke persoalan utamanya: Dari mana asal-usul kegaduhan ini? Ada apa di balik narasi ini? Dan, mengapa publik perlu tahu lebih mendalam dari sekadar guyon Jakarta kehilangan ‘ibu kota negara’?

Dari mana kehebohan ini dimulai?

Berakhirnya status Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) untuk Jakarta disampaikan Ketua Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat, Supratman Andi Agtas kepada wartawan, Selasa (05/03).

Ia bukan pembuat keputusan itu. Tapi merujuk pada Undang Undang tentang Ibu Kota Negara (IKN) yang mulai berlaku pada 15 Februari 2024. Dalam Pasal 41 ayat (2) disebutkan begini:

“Paling lama 2 (dua) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan, Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Kesatuan Republik Indonesia diubah sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini.”

Apakah otomatis Jakarta sudah bukan lagi ibu kota negara?

jakarta ikn
Keterangan gambar,Sejumlah penumpang menunggu kedatangan kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek di Stasiun Manggarai, Jakarta, Rabu (6/3/2024).

Ada pasal lain dalam UU IKN yang menyatakan status ibu kota negara Jakarta baru bisa diganti dengan IKN di Kalimantan Timur melalui keputusan presiden (Keppres).

Hal ini juga dipertegas dalam Pasal 39 dalam regulasi yang sama, bahwa kedudukan, fungsi, dan peran ibu kota negara tetap berada di Jakarta sampai dengan tanggal ditetapkannya pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke IKN dengan Keppres.

Lalu kapan Keppres ini dikeluarkan?

Masih belum jelas waktunya, semua tergantung dari kewenangan penuh presiden.

Apa yang mendasari Jakarta masih menjadi ibu kota negara?

jakarta ikn
Keterangan gambar,PJ Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono (baju putih)

Selain belum ada Keppres resmi tentang pemindahan ibu kota negara ke IKN, Jakarta masih berpegang pada Undang Undang No.29/2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.

Ke depan – tentunya setelah Keppres terbit dan ibu kota negara sudah resmi jadi milik IKN – Jakarta rencananya akan menjadi wilayah khusus.

Oleh karena itu, saat ini DPR dan pemerintah sedang menyoroti Rancangan Undang Undang Daerah Khusus Jakarta (RUU DKJ) agar bisa segera disahkan.

Motif di balik narasi Jakarta akan kehilangan status ibu kota?

Menurut Ketua Badan Legislasi Dewan Perwakilan Rakyat, Supratman Andi Agtas, dengan ketentuan UU IKN dan mengatasi hilangnya status ibu kota negara pada Jakarta, maka pihaknya harus segera membahas RUU DKJ.

“Dalam waktu seminggu sampai sepuluh hari kerja, harus selesai karena DKI sudah kehilangan status per 15 Februari kemarin,” ujar Supratman seperti dikutip dari Kompas.

Namun, Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD), Herman Suparman melihat narasi di balik ini sebagai landasan ketergesa-gesan untuk mengesahkan RUU DKJ.

“Seharusnya wacana ini harusnya jauh-jauh hari, dari dua tahun lalu. Bahwa setelah UU IKN disahkan, dua tahun ke depan Jakarta harus punya undang undang yang baru.

Seharusnya DPR dan pemerintah sudah melempar wacana itu ke publik, sehingga publik juga memberikan catatan dan masukan,” kata Armand, sapaan Herman Suparman.

Mengapa publik perlu mengawal isu status ibu kota Jakarta?

Jakarta masih akan memperoleh kekhususan meski nanti sudah tidak lagi jadi ibu kota negara.

Musababnya, Jakarta memiliki kedudukan sebagai pusat perekonomian nasional, kota global, dan kawasan aglomerasi – Kabupten Bogor, Kabupaten Tangerang, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Cianjur, Kota Bogor, Kota Depok, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan dan Kota Bekasi.

Hal ini nantinya akan dirumuskan dan kemungkinan disahkan dalam UU DKJ.

Persoalannya, RUU DKJ juga bukan tanpa polemik. Salah satunya, soal ketentuan jabatan gubernur Jakarta yang ditunjuk langsung presiden.

Akhir tahun lalu, isu ini baru ramai dibicarakan dan banyak suara-suara yang menentang.

jakarta ikn
Keterangan gambar,Demonstrasi menolak Omnibus Law – produk undang-undang kontroversial yang disebut dibuat secara ‘ugal-ugalan’. KPPOD mengingatkan agar RUU DKJ tidak seperti regulasi lain yang justru menuai polemik saat disahkan.

KPPOD salah satu yang menolak tegas ketentuan ini, kata Herman Suparman.

Alasannya, klausul ini melanggar konstitusi karena kepala daerah harus dipilih secara demokratis sesuai Undang Undang Dasar 1945.

Kedua, penunjukkan langsung gubernur Jakarta oleh presiden bertentangan dengan cita-cita otonomi daerah yang semestinya membuka ruang partisipasi publik dalam memilih kepala daerahnya.

“Oleh karena itu penunjukkan oleh presiden terhadap gubernur jakarta itu sudah melanggar, membatasi dan mencoreng tujuan dari otonomi daerah itu,” kata Armand.

jakarta ikn
Keterangan gambar,Sejumlah penumpang berada di dalam gerbong kereta rel listrik (KRL) Jabodetabek di Stasiun Manggarai, Jakarta, Rabu (6/3/2024).

Ia melanjutkan, dengan narasi mendesak agar RUU DKJ ini segera disahkan jangan sampai publik terkecoh lagi sebagaimana pengalaman Undang-undang Cipta Kerja, yang minim partisipasi publik dan digarap secara ‘ugal-ugalan’.

“Dengan ketergesaan ini kita khawatir banyak substansi yang tidak diperhatikan. Termasuk soal yang krusial itu. Kita perlu mengawal itu jangan sampai ada pasal-pasal yang diselipkan,” jelas Armand. https://merujaksore.com/

How luxury African fashion has wowed Europe’s catwalks

Models in clothes by fashion designer Laduma Ngxokolo wait backstage before a show in Cape Town, South Africa - archive shot

Laduma Ngxokolo can pinpoint the exact moment he became a man – and how it inspired his unique sense of fashion.

In 2004, he spent a month in the wilderness with a troop of young men from his community – all part of a coming-of-age ritual traditionally observed by South Africa’s Xhosa ethnic group.

As per the tradition, Ngxokolo and his fellow initiates were supposed to re-enter society with fresh clothes after their month away.

“It was a British-style, gentleman type of look. So your typical look would be a hunter cap or a hat and a jacket,” Ngxokolo tells the BBC.

But Ngxokolo decided to fashion his own outfits from scratch, ones more reflective of Xhosa culture.

An outlier among his fellow “amakrwala”, as initiates are called, he emerged from boyhood donning “an accent colour around the calf, around the neck, around the chest… and lots of stripes”.

Having personally witnessed the lack of Xhosa-inspired high-end clothing companies, Ngxokolo began to develop MaXhosa Africa – a designer brand dominated by knitwear and colourful Xhosa patterns.

Models in MaXhosa designs on the catwalk at the Cape Town International Fashion Week - 2019
Image caption,Laduma Ngxokolo’s designs are rooted in his Xhosa culture

Since then, MaXhosa has been endorsed by Beyoncé, worn by US musician Alicia Keys, featured in Vogue and will be presenting a new collection at Paris Fashion Week on Sunday.

And Ngxokolo’s not alone – in recent years several African luxury designers have burst onto the global fashion scene.

Since 2019, three South Africans – Thebe Magugu, Lukhanyo Mdingi and Sindiso Khumalo – have bagged the prestigious LVMH Prize for emerging talent. The following year, Beyoncé’s Africa-centred Black Is King film showcased the continent’s leading brands to a Western audience.

Vogue has also increasingly been promoting fashion from Africa – in 2022 a cover story shot in Ghana with actress Michaela Coel went viral.

Africa “holds all the cards to become one of the next world fashion leaders”, according to a 2023 report from the UN’s cultural body Unesco.

Cameroonian fashion designer Imane Ayissi poses during a photo session at his workshop in Paris - 2020
Image caption,Imane Ayissi founded his label in 2004 and his creations have been worn by Hollywood A-listers like Zendaya

This past month goes some way to backing up Unesco’s forecast. Alongside MaXhosa, brands from Ghana, Nigeria and Cameroon have been launching new collections at the industry’s “big four” fashion weeks – Paris, Milan, London and New York.

After his show in Paris, ballet dancer-turned-designer Imane Ayissi tells the BBC “there’s been a “noticeable increase” in African showing at Europe’s fashion weeks.

“Six years ago, there were no designers from Africa in official Western fashion weeks,” he says.

Ayissi, the son of a Cameroonian champion boxer and a beauty queen, sent his models down the Paris runway wearing layers of taffeta and satin, into which he incorporated kente (a handwoven Ghanaian textile) along with traditional fabric from Burkina Faso.

A model walks the runway during the Imane Ayissi Haute Couture Spring/Summer 2024 at Paris Fashion Week in January 2024
Image caption,Imane Ayissi’s latest collection juxtaposed materials like satin with traditional African fabric designs

“The main inspiration is the way women, in a lot of different African countries, mostly in Western and Central Africa, use simple pieces of fabrics and drape them around their hips to create a kind of skirt, sometimes with several levels,” the designer says.

But why have African styles and textiles like this seen such a rise in popularity recently?

There are a variety of reasons, one being the 2020 coronavirus pandemic, says Frederica Brooksworth, chief executive of the Council for International African Fashion Education (CIAFE).

“For once, because everything was happening online and not many people were able to do things like fashion weeks, it was an amazing opportunity for Africa’s voice to actually be heard,” she tells the BBC.

She also points to the dizzying rise of the Afrobeats genre, the growth of successful fashion shows within Africa – like Lagos Fashion Week – and the impact of creatives in the diaspora.

Models present creations by designer Tolu Coker during a catwalk presentation at London Fashion Week in London - February 2024
Image caption,Tolu Coker’s latest collection was a tribute to street vendors in West Africa

Born in the UK to Nigerian parents, breakout designer Tolu Coker was among the handful of diasporans showcasing their heritage at London Fashion Week last month.

Her latest collection pays homage to the tenacity of West Africa’s street hawkers, who sell goods from kiosks or brave traffic to reach passing drivers.

“My mother used to hawk when she was younger… that’s a really big part of her story,” says Coker, whose fans include Rihanna and Afrobeats star Tiwa Savage.

A model in red in a design by Tolu Coker during a catwalk presentation at London Fashion Week in London - February 2024
Image caption,A market stall was set up at the end of the runway for Tolu Coker’s London show

Coker’s models marched down the Mayfair runway sporting razor-sharp tailoring, raffia bags and, in one instance a chic, multi-coloured suitcase – “a nod to the businesswoman”.

While championing Nigerian culture, Coker notes that diaspora designers like her are “privileged” and enjoy opportunities that their counterparts on the continent often cannot access.

Poor infrastructure, as well as a lack of formal education and investment are among the challenges faced by designers working in Africa, Unesco says.

Laduma Ngxokolo

Laduma Ngxokolo

African luxury fashion is a very lonely space to operate in”Laduma Ngxokolo
South African designer

Ngxokolo attests to this assessment – he tells the BBC that “African luxury fashion is a very lonely space to operate in”.

“Initially, I didn’t feel supported. I went to banks, I went to government funding agencies – most of the funding packages are for people that are into mining, the food business, farming.”

Bobby Kolade, founder of Ugandan brand Buzigahill, and who has presented his collections at Berlin Fashion Week, has similar gripes.

“I don’t think that our governments and our leaders see the value of small business. If we were creating 3,000 jobs at once, then they’d be on our side,” says Kolade, whose melding of fashion and activism piqued the interest of global media publications.

Three models in Buzigahill designs - all wearing white boots
Image caption,Buzigahill’s latest collection is inspired by workers in Kampala

Africa does have an increasing market for luxury clothes at it has a growing middle-class – though its designer brands are currently only accessible to a “small, wealthy percentage”, Unesco says.

And some African governments are taking steps to support their designers. For instance, Kenya’s government helped to launch the Kenyan Fashion Council, while an initiative from the Central Bank of Nigeria funds some designers there.

There are also other upsides, Kolade stresses.

To him, Uganda’s capital, Kampala, is a wellspring of inspiration.

Buzigahill’s latest collection drew from the city’s security guards, tree surgeons and farmers who, according to Kolade, “don’t know how much swag they have”.

A model on the catwalk during the Lagos Fashion Week in Lagos - 2022
Image caption,Fashion weeks from Lagos to Johannesburg show there is also a growing middle-class on the continent willing to spend on high-end brands

His words reflect a common ethos among Africa’s designers – that of planting their cultures at the centre of their work, while still drawing the attention of the Western-led global fashion industry.

Two decades on from his amakrwala fashion debut, Ngxokolo is putting the final touches to his Paris Fashion Week show while also preparing to open his first New York store.

But, Ngxokolo insists, South Africa has always been his “priority”.

“The loyalty and the love that your people give you is great,” he says. “It’s a form of great sustainability for the business.” https://merujaksore.com/

Gaza residents surviving off animal feed and rice as food dwindles

Children with water canisters in Jabalia
Image caption,Pipes which carry water for Gaza’s 2.3m population have been damaged or destroyed

People living in the isolated north of Gaza have told the BBC that children are going without food for days, as aid convoys are increasingly denied permits to enter. Some residents have resorted to grinding animal feed into flour to survive, but even stocks of those grains are now dwindling, they say.

People have also described digging down into the soil to access water pipes, for drinking and washing.

The UN has warned that acute malnutrition among young children in the north has risen sharply, and is now above the critical threshold of 15%.

The UN’s humanitarian coordination agency, Ocha, says more than half the aid missions to the north of Gaza were denied access last month, and that there is increasing interference from Israeli forces in how and where aid is delivered.

It says 300,000 people estimated to be living in northern areas are largely cut off from assistance, and face a growing risk of famine.

A spokesman for the Israeli military agency tasked with coordinating aid access in Gaza said in a briefing last month that there was “no starvation in Gaza. Period.” The agency, Cogat, has repeatedly said it does not limit the amount of humanitarian aid sent to Gaza.

The BBC spoke to three people living in Gaza City and Beit Lahia, and viewed footage and interviews filmed by local journalists in Jabalia.

Mahmoud Shalabi, a local medical aid worker in Beit Lahia, said people had been grinding grains used for animal feed into flour, but that even that was now running out.

“People are not finding it in the market,” he said. “It’s unavailable nowadays in the north of Gaza, and Gaza City.”

He also said stocks of tinned food were disappearing.

“What we had was actually from the six or seven days of truce [in November], and whatever aid was allowed into the north of Gaza has actually been consumed by now. What people are eating right now is basically rice, and only rice.”

The World Food Programme (WFP) told the BBC this week that four out of the last five aid convoys into the north had been stopped by Israeli forces, meaning a gap of two weeks between deliveries to Gaza City.

‘Serious risk of famine’

“We know there is a very serious risk of famine in Gaza if we don’t provide very significant volumes of food assistance on a regular basis,” said the WFP regional chief, Matt Hollingworth.

The UN Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (Ocha) said there had been a sharp increase in the number of aid missions denied access to northern Gaza: with 56% of deliveries denied access in January, up from 14% in October to December.

It also said the Israeli military “at times required justifications” for quantities of fuel destined for health facilities, and “imposed reductions on the volume of assistance, such as the quantity of food”.

The BBC asked Israel’s army for a response. They directed us to Cogat, which told us to address our questions to the army.

Duha al-Khalidi, a mother of four in Beit Lahia, told the BBC two weeks ago that she walked six miles (9.5km) to her sister’s house in Gaza City, in a desperate search for food, after her children had not eaten for three days.

“I don’t have any money, and even if I did, there’s nothing in the town’s main market,” she said. “[My sister] and her family are also suffering. She shared with me the last amount of pasta in her house.”

“We feel that death has become inevitable,” her sister, Waad, said. “We lost the top floor of our house, but we are still living here despite the fear of collapse. For two weeks, we can’t find anything in the market; and if some products are available, they are 10 times their normal price.”

A famine risk assessment, carried out by several UN agencies, estimated that almost a third of residents in northern areas could now be facing a “catastrophic” lack of food, though restrictions on accessing the area make real-time measurements very difficult.

Families in northern areas are also struggling to find reliable water supplies.

“Many of us are now drinking unpotable water. There are no pipes; we have to dig for water,” explained Mahmoud Salah in Beit Lahia.

Digging for water pipes in Jabalia
Image caption,People in Gaza are digging for water by hand

Video filmed in the Jabalia neighbourhood north of Gaza City shows residents sitting among the rubble of bombed out streets, digging down into the earth to tap large underground water pipes.

“We get water here once every 15 days,” Yusuf al-Ayoti said. “The water is dirty. Our children are inflamed and their teeth are eroded from the dirty water. There is sand in it, and it’s very salty.”

After four months of war, the makeshift solutions for bridging the hunger gaps are wearing thin. And there are few ways to restock Gaza’s larder.

The territory was reliant on food aid before the war; now much of its agricultural industry has been ruined or abandoned.

‘The destruction is vast’

New figures from the UN suggest that more than half the agricultural land in the central region of Deir al-Balah has been damaged. This includes an olive press and farmland belonging to Bassem Younis Abu Zayed.

“It looks like the aftermath of an earthquake,” he said. “The destruction is vast, covering neighbouring buildings and farm animals. Even if we manage to restore the mill, 80-90% of the olives have gone. It’s not just a loss for this year, it’s a loss for the next several years.”

Further south, in the border town of Rafah, more than a million people displaced by the fighting elsewhere now jostle for space with the town’s 300,000 residents.

‘Masih banyak petugas TPS yang belum tahu template braille itu apa’ – Sudahkah pesta demokrasi Indonesia inklusif terhadap disabilitas netra?

pemilih tunanetra
Keterangan gambar,Hamid (kanan) dan Mareti (tengah), bersama putri mereka, Dina.

Kendati Komisi Pemilihan Umum (KPU) sudah memfasilitasi pemilih disabilitas netra dengan menyediakan template braille, masih saja ada yang kurang dalam pelaksanaannya. Apa yang bisa dilakukan untuk perbaikan ke depan?

“Pak, jangan nyontek ya, Pak,” gurau petugas tempat pemungutan suara (TPS) kepada M. Hamid Basuki, seorang tunanetra, sebelum dia menunaikan hak pilihnya dalam Pemilu 2024 pada 14 Februari silam.

Hamid, 47 tahun, yang berprofesi sebagai guru musik di sekolah luar biasa (SLB) Lebak Bulus, berjalan ke TPS bersama istrinya, Mareti Dewi Pamungkasih (47), dan putri semata wayang mereka, Farida Nurdina yang berusia 17 tahun.

Hamid dan Mareti sama-sama tunanetra. Di komplek perumahan Vila Gading Emas di Depok, Jawa Barat, keduanya mengaku sudah membaur dengan lingkungan setempat. Oleh karena itu, sapaan dan candaan ringan bagi mereka sudah menjadi sesuatu yang biasa.

Dua remaja Papua ditangkap sebagai saksi usai penembakan pesawat di Yahukimo, tindakan aparat disebut ‘merendahkan derajat manusia’

Papua, konflik, militer,
Keterangan gambar,Sebuah foto penangkapan dua remaja di Yahukimo yang sempat dituduh anggota milisi pro-kemerdekaan, tapi belakangan statusnya dinyatakan sebagai saksi.

Dua remaja di Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, ditangkap aparat TNI/Polri, Kamis (22/02). Mereka ditangkap tak lama setelah aparat menembak mati seorang milisi pro-kemerdekaan. Kejadian ini adalah rentetan dari penembakan pesawat Wings Air oleh Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), 17 Februari lalu.

Foto-foto penangkapan dua remaja di Yahukimo itu beredar luas. Dalam sebuah foto dua remaja laki-laki berusia 15 tahun itu berada dalam posisi menelungkup, sementara tangan mereka diikat ke belakang.

Di sekitar mereka terdapat tiga tentara berseragam, salah satunya menjulurkan lidah ke arah pemotret.

Pada foto lainnya, dua remaja laki-laki itu berada dalam posisi duduk bersila, dengan tangan diikat ke belakang. Sejumlah luka tampak pada tubuh mereka. Dua tentara berseragam dan bersenjata berdiri di belakang dan mengawasi mereka.

Angin kencang di Rancaekek, Jawa Barat: Tornado atau puting beliung?

Puting beliung

Angin gasing raksasa ‘tornado’ yang berdampak terhadap lima kecamatan di Jawa Barat, diharapkan jadi bahan penelitian lebih luas mengenai dampak perubahan iklim.

Sebanyak 534 bangunan mengalami rusak ringgan hingga berat akibat bencana ‘tornado’ yang terjadi Rabu sore (21/02) di Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat juga melaporkan, sebanyak 835 keluarga terdampak, dan 33 orang luka menjalani perawatan di rumah sakit.

Banyak video yang tersebar di media sosial menggambarkan angin kencang telah merobohkan pepohonan, kendaraan roda empat terguling, dan material bangunan terangkat ke angkasa. https://merujaksore.com/